puisi

Puisi merupakan hasil karya seni yang tertuang dalam bentuk tulisan, membentuk rangkain pemikiran yang diwujudkan dalam bentuk kata-kata dan menggunakan media bahasa untuk kualitas estetiknya, serta disampaikan dengan cara dibacakan dengan ketepatan ekspresi, artikulasi, dan intonasi dari pembacanya sehingga pendengar akan dapat mengerti maksud penulis menuliskan puisi tersebut.

Berikut adalah beberapa sastrawan terkenal dengan karyanya:

1. Chairil Anwar


"AKU"

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

-Chairil Anwar-

2. Taufik Ismail

"Dengan Puisi Aku"

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas jaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

-Taufik Ismail-
3. Amir Hamzah

"Taman Dunia"

Kau masukkan aku ke dalam taman dunia, kekasihku!
Kaupimpin jariku, kau tunjukkan bunga tertawa, kuntum tersenyum
Kau tundukkan huluku tegak, mencium wangi tersembunyi sepi
Kau gamalaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah
Tercengang aku takjob, terdiam
Berbisik engkau:
"Taman swarga, taman swarga mutiara rupa"
Engkaupun lenyap
Termanggu aku gilakan rupa

-Amir Hamzah-


4. Subagio Sastrowardoyo

"KATA"

Asal mula adalah kata
Jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya 
ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momok karena kata
Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada tuhan karena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku 
bersembunyi di belakang kata
Dan menenggelamkan diritanpa sisa

-Subagio Satrowardoyo-

5. Sitor Situmorang

"Matahari Minggu"

Di hari minggu di hari iseng
Disilau matahari jalan berliku
Kawan habis tujuan di tepi kota

Di hari minggu di hari iseng
Bersandar pada dinding kota
Kawan terima kebuntuan batas

Di hari panas tak berwarna
Seluruh damba dibawa jalan

Di hari munggu di hari iseng
Bila pertemuan menambah damba
Melingkar di jantung kota
Ia merebah pada diri dan kepadatan hari
Tidak menolak tidak terima

-Sitor Situmorang-

6. Toto Sudarto Bachtiar

"PUSAT"

Serasa apa hidup yang terbaring mati
Memandang musim yang mengandung luka
Serasa apa kisah sebuah dunia terhenti
Padaku, tanpa bicara

Diri mengeras dalam kehidupan
Kehidupan mengeras dalam diri
Dataran padang meluaskan padang senja
Hidupku dalam tiupan usia

Tinggal seluruh hidup tersekat
Dalam tangan dan jari-jari ini
Kata-kata yang bersayap bisa menari
Kata-kata yang pejuang tak mau mati

-Toto Sudarto Bachtiar-


0 komentar:

Posting Komentar